Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
LampungPeristiwa

Gubernur Lampung Ajak Investor Garap Hilirisasi Komoditas Pertanian

157
×

Gubernur Lampung Ajak Investor Garap Hilirisasi Komoditas Pertanian

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

LBTV Media – Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal mengajak para investor untuk berinvestasi di sektor pertanian, industri pengolahan, hingga energi hijau berkelanjutan di Provinsi Lampung.

Ajakan itu disampaikan dalam acara Lampung Economic and Investment Forum (LEIF) 2025 yang digelar di Jakarta, Selasa (4/11/2025).

Example 300x600

Rahmat menjelaskan, sektor pertanian dan perkebunan masih menjadi penopang utama ekonomi daerah. Dari total Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Lampung senilai Rp150 triliun, sekitar 26 persen berasal dari sektor tersebut.

Namun, nilai tambah dari industri pengolahan di dalam daerah masih tergolong rendah.

“Dari Rp150 triliun itu, baru Rp20 triliun yang diolah di Lampung. Artinya, peluang hilirisasi masih terbuka lebar,” ujar Rahmat.

Rahmat menyoroti berbagai komoditas unggulan Lampung seperti padi, jagung, kopi, lada, coklat, dan singkong. Dari seluruh komoditas itu, singkong menjadi yang terbesar dengan kontribusi mencapai 60–70 persen dari total produksi nasional.

“Masih banyak ruang untuk investasi di sektor pengolahan singkong, seperti sorbitol, bioetanol, hingga produk turunannya,” jelasnya.

Selain itu, Lampung juga menjadi daerah dengan surplus beras dan jagung tertinggi di Indonesia. Potensi besar ini, kata Rahmat, harus dimanfaatkan untuk mendorong industrialisasi di sektor pertanian.

Tak hanya sektor pertanian, Rahmat menegaskan Lampung juga berkomitmen pada pengembangan energi hijau berkelanjutan.

Menurutnya, Lampung kini sedang memulai pembangunan proyek green hydrogen pertama di dunia yang bersumber dari panas bumi (geothermal).

Ia menyebut Lampung juga memiliki potensi besar dalam pengembangan bioetanol, energi angin, dan pembangkit listrik tenaga surya terapung. Kondisi geografis yang strategis, berdekatan dengan Pulau Jawa, menjadi nilai tambah bagi investasi energi bersih.

“Kami sudah menyiapkan lima kawasan industri, salah satunya Waykanan Industrial Estate yang akan mulai beroperasi tahun depan,” ujarnya.

Selain energi dan industri, sektor pariwisata juga menjadi salah satu fokus investasi di Lampung. Rahmat mengatakan, Lampung memiliki pantai, pulau, serta kawasan ekonomi khusus (KEK) wisata yang tengah dikembangkan untuk menjadi destinasi unggulan baru.

Pemerintah Provinsi Lampung menargetkan 28–30 juta kunjungan wisata domestik pada tahun 2025.

“Kami ingin Lampung bisa menjadi destinasi wisata unggulan baru seperti Bali,” ucapnya.

Rahmat menegaskan komitmen pemerintah daerah dalam menjaga iklim investasi yang sehat dan berkeadilan bagi dunia usaha.

“Kami tidak akan biarkan investasi yang ada mati karena persaingan tidak sehat. Dunia usaha harus tumbuh bersama petani dan masyarakat,” tegasnya.

Acara LEIF 2025 turut dihadiri Kepala Bank Indonesia Provinsi Lampung Bimo Epyanto, perwakilan Kementerian Investasi/BKPM Imam Soejoedi, dan pemilik PT COIR Indonesia Global Cepi Mangkubumi.

Turut hadir pula jajaran bupati, wali kota, serta investor nasional dan internasional yang menaruh minat pada potensi ekonomi Lampung. (*)

Example 300250
Example 120x600