LBTV Media – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung mengeksekusi dua lokasi lahan yang selama ini dikuasai warga di Sabah Balau Lampung Selatan dan Sukarame Baru Kota Bandar Lampung, pada Rabu (12/2/2025).
Proses eksekusi lahan itu sempat menuai penolakan oleh masyarakat. Bangunan yang dirobohkan mulai dari kos-kosan yang berada di lahan tersebut dan satu rumah mewah.
Tim pengosongan lahan aset Pemprov Lampung merangsek masuk mulai pukul 09.15 WIB dan terjadi saling dorong antar petugas Satpol-PP dengan warga yang menolak.
Ada sekitar 1.200 personel dari Satpol-PP, TNI, dan Polri yang dikerahkan. Selain itu turut disiapkan petugas pengangkut barang yang disiapkan untuk mengangkut barang warga yang belum mengosongkan bangunan.
Petugas kesehatan pun disiapkan untuk membantu mengevakuasi warga yang sempat pingsan. Bahkan, ada warga yang meneriakkan nama Presiden Prabowo Subianto.
“Prabowo, Prabowo, Prabowo… Bantu kami, Pak. Kami juga wargamu,” ucap seorang pria paruh baya.
Situasi semakin memanas saat warga dan aparat saling dorong. Insiden itu terjadi kala petugas bersikukuh masuk ke rumah warga untuk melakukan penertiban.
Tak rela rumahnya dibongkar, warga menghalangi upaya aparat. Sampai-sampai ada seorang wanita yang terjatuh lalu pingsan. Warga bernama Vina itu langsung dievakuasi ke tempat yang lebih aman.
Tak terima orang tuanya diperlakukan seperti itu, seorang remaja bertelanjang dada mengambil sebuah batu.
“Woy, emak gua jatuh diinjek-injek sama Satpol PP itu. Lihat aja sampe emak gua mati. Gua masih hafal muka orangnya. Lihat lu ya,” ucap remaja tersebut.
Salah satu warga yang enggan disebut namanya mengatakan, rumah mewah terbilang masih baru yang ditertibkan tersebut merupakan rumah milik Sofyan.
Pemilik rumah saat ini tengah bekerja di Pulau Sulawesi dan barang-barang belum dikosongkan dari rumah.
“Punya pak Sofyan, orangnya kerja di Sulawesi. Ini barangnya belum dikosongkan,” ujarnya.
Petugas terlihat sigap mengemasi barang-barang di rumah mewah tersebut untuk dikosongkan.
Sementara Kuasa hukum Pemprov Lampung Bey Sujarwo mengatakan, aset lahan pemda itu berada di Desa Sabah Balau, Kecamatan Tanjung Bintang, Kabupaten Lampung Selatan, dan Kelurahan Sukarame Baru, Kecamatan Sukarame, Kota Bandar Lampung.
Tercatat, ada lebih dari 40 bidang tanah yang akan dieksekusi, sebagian besar sudah didirikan bangunan semi permanen maupun permanen oleh warga.
Menurut dia, pihaknya telah mengambil langkah persuasif, termasuk membuka posko pengaduan masyarakat.
Sebelum eksekusi lahan dilaksanakan hari ini, kata dia, ada sejumlah warga yang sudah meninggalkan rumah secara sukarela.
Bangunan yang dirobohkan mulai dari kos-kosan yang berada di lahan tersebut dan satu rumah mewah.
Sementara itu, Kasi Humas Polres Lampung Selatan I Wayan Susul membenarkan ada puluhan rumah yang ditertibkan.
“Kalau jumlah rumahnya sekitar 50-an,” ujar Wayan.
Pihaknya menerjunkan ratusan personel untuk pengamanan penertiban.
“Jumlah personel dari Polres Lampung Selatan ada 125 orang. Kalau jumlah personel polisi semuanya ada sekitar 500-an. Gabungan dari Polda Lampung, Polresta Bandar Lampung, dan Polres Lampung Selatan. Ada juga dari TNI, Satpol PP, dan Damkar,” sambungnya.
Kapolres Lampung Selatan AKBP Yusriandi Yusrin meminta personelnya untuk mengedepankan tindakan preventif dan humanis.
“Saya meminta teman-teman untuk mengedepankan tindakan preventif dan humanis. Kita di sini diminta untuk membantu mengamankan penertiban lahan. Jadi kita dahulukan kalau ada ibu-ibu atau anak kecil untuk dievakuasi dari lokasi,” kata Yusriandi.
Namun, Yusriandi menegaskan petugas akan mengambil tindakan tegas jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
“Kalau terjadi hal yang sifatnya mengancam, saya meminta temen-temen langsung mengambil tindakan. Misal ada orang yang membawa senjata tajam dan sebagainya agar langsung diamankan. Takut membahayakan petugas dan warga sekitar,” tukasnya. (*)