Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Lampung BaratPeristiwa

Harimau Sumatera Terjerat di Lampung Barat Bakal Tes DNA, Ungkap Pelaku Penyerangan Warga

331
×

Harimau Sumatera Terjerat di Lampung Barat Bakal Tes DNA, Ungkap Pelaku Penyerangan Warga

Sebarkan artikel ini
Harimau Sumatera dewasa yang masuk ke dalam kandang jebak di Lampung Barat itu mengalami dua luka jerat di bagian kaki dan pinggang. Foto : (Dok. Istimewa)
Example 468x60

LBTV Media — Tim Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (BB-TNBBS) bersama Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu berhasil menangkap seekor Harimau Sumatera jantan di kawasan Pemangku Kali Pasir, Pekon Sukabumi, Kecamatan Batu Brak, Kabupaten Lampung Barat.

Satwa dilindungi dengan panjang tubuh sekitar 150 sentimeter itu kini menjalani pemeriksaan medis mendalam oleh tim dokter hewan BB-TNBBS.

Example 300x600

Pemeriksaan mencakup analisis DNA dan pola loreng untuk memastikan identitas individu harimau tersebut, apakah merupakan hewan yang sama yang diduga terlibat dalam sejumlah konflik manusia-satwa di wilayah Suoh, Bandar Negeri Suoh (BNS), dan Batu Brak beberapa bulan terakhir.

Dokter hewan BB-TNBBS, drh. Erni Suyanti, menjelaskan, proses identifikasi menjadi langkah penting untuk mengetahui asal-usul dan pergerakan harimau itu.

Hal ini juga berkaitan dengan penyelidikan atas kasus penyerangan terhadap warga di sekitar kawasan konservasi.

“Kami akan memeriksa secara detail untuk memastikan apakah harimau ini individu yang sama dengan yang sebelumnya menyerang manusia di wilayah BNS, Suoh, atau Batu Brak,” ujar drh. Erni, Rabu (29/10/2025).

Hasil pemeriksaan awal menunjukkan harimau dewasa tersebut mengalami dua luka jerat di bagian kaki dan pinggang. Luka di pinggang tampak terbuka dan cukup dalam, sementara luka di kaki menunjukkan bekas lilitan kawat.

Tim medis menduga luka tersebut berasal dari jeratan sebelum satwa itu masuk ke dalam kandang jebak yang telah dipasang sejak 20 September 2025.

“Kondisi harimau cukup baik dan responsif, tetapi dua luka jeratnya membutuhkan penanganan intensif agar tidak terinfeksi,” tambah drh. Erni.

Selain luka jerat, tim juga menemukan gesekan ringan pada tubuh harimau yang kemungkinan muncul saat proses evakuasi dari dalam kandang jebak.

Untuk memastikan identitasnya, tim konservasi akan melakukan pemeriksaan morfologi, analisis pola loreng, serta uji DNA.

Setiap harimau memiliki pola loreng yang unik layaknya sidik jari manusia, sehingga hasil pencocokan visual dengan kamera trap di wilayah konflik dapat membantu memastikan apakah individu tersebut sudah pernah terpantau sebelumnya.

“Kami akan mencocokkan pola loreng harimau ini dengan data kamera trap di lapangan. Selain itu, sampel DNA juga akan diuji di laboratorium,” jelas drh. Erni.

Hasil pemeriksaan lengkap nantinya akan menjadi dasar bagi BB-TNBBS dan BKSDA untuk menentukan langkah selanjutnya, apakah harimau akan dilepasliarkan kembali, direhabilitasi, atau ditempatkan di lembaga konservasi, sesuai arahan Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian LHK.

Harimau tersebut tertangkap setelah warga melaporkan seringnya kemunculan dan jejak satwa besar di area perkebunan.

Kandang jebak yang dipasang petugas akhirnya berhasil menangkap harimau itu pada Selasa (28/10/2025).

Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) merupakan satu-satunya subspesies harimau yang masih bertahan hidup di Indonesia.

Satwa ini berstatus Kritis (Critically Endangered) menurut daftar merah IUCN, dengan populasi diperkirakan kurang dari 400 ekor di alam liar.

Konflik dengan manusia kerap terjadi akibat perluasan lahan dan hilangnya habitat alami di sekitar kawasan konservasi. (*)

Example 300250
Example 120x600