Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Nusantara

Kondisi Terkini Banjir dan Longsor di Sukabumi, 18 Kecamatan Terdampak

311
×

Kondisi Terkini Banjir dan Longsor di Sukabumi, 18 Kecamatan Terdampak

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

LBTV Media – Banjir bandang melanda sejumlah wilayah di Kota dan Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, pada Kamis (7/3/2025) dini hari.

Hujan deras yang mengguyur sejak malam sebelumnya menyebabkan sungai meluap dan menerjang permukiman warga.

Example 300x600

Sedikitnya tujuh titik di Kota Sukabumi terdampak banjir, termasuk Kampung Balandongan di Kecamatan Baros, Kampung Cikujang di Kecamatan Warudoyong, serta Kampung Pangkalan di Kecamatan Lembursitu.

Di Kabupaten Sukabumi, kawasan Desa Bojong, Kecamatan Cikembar, juga terendam banjir, membuat warga terpaksa mengungsi ke atap rumah mereka.

Sementara, sebuah video seorang relawan meminta bantuan kepada semua pihak karena terjebak saat mengevakuasi wanita hamil juga viral di media sosial.

Dalam video yang diunggah akun Instagram @sukabumiupdate, relawan itu menyelamatkan seorang ibu hamil dan anak kecil di dalam mobil.

Ia terjebak akibat longsor di ruas jalan provinsi Kiara 2, Kampung Cimapag, Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi.

“Bang izin. Saya kejebak, saya bawa orang hamil dan anak kecil. Tolong bang,” ujar relawan.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukabumi melaporkan bahwa banjir ini mengakibatkan 10 korban jiwa.

Selain itu, sekitar 2.500 kepala keluarga (KK) harus direlokasi ke tempat yang lebih aman. Kerugian materiil akibat bencana ini masih dalam pendataan, namun sejumlah rumah dan infrastruktur mengalami kerusakan parah.

Bencana ini juga memutus akses jalan di beberapa wilayah.

Seorang relawan yang membawa ibu hamil dan anak kecil dilaporkan terjebak di ruas jalan provinsi Kiara 2, Kampung Cimapag, Desa Loji, Kecamatan Simpenan.

Hujan deras yang masih mengguyur wilayah tersebut menghambat upaya evakuasi.

Selain faktor cuaca ekstrem, sejumlah pihak menduga bahwa aktivitas tambang emas ilegal di kawasan hulu sungai berkontribusi terhadap parahnya dampak banjir. Erosi tanah akibat pertambangan dinilai memperparah aliran air saat hujan deras mengguyur.

Pemerintah setempat juga telah menetapkan status tanggap darurat dan mengerahkan tim penyelamat untuk mengevakuasi warga terdampak.

Bantuan logistik mulai disalurkan ke posko-posko pengungsian, sementara proses pencarian korban hilang masih berlangsung.

Pemerintah dan organisasi kemanusiaan terus berupaya memulihkan kondisi serta mengantisipasi bencana susulan akibat cuaca ekstrem yang diprediksi masih akan terjadi dalam beberapa hari ke depan.

Kepala Pos SAR Sukabumi, Suryo Adiyanto, mengatakan banjir ini bermula dari hujan ekstrem di wilayah Sukabumi yang terjadi sejak pukul 17.30 WIB sampai pukul 22.00 WIB.

“Terjadi hujan dengan intensitas tinggi sehingga terjadi beberapa wilayah banjir,” ujar Suryo, Jumat (7/3/2025).

Menurutnya, hujan ekstrem menyebabkan Sungai Cipalabuan di Kabupaten Sukabumi meluap sehingga merendam perkampungan warga.

Ratusan rumah terendam banjir, warga terpaksa mengungsi ke tempat yang aman.

Ada 18 kecamatan yang terdampak di kabupaten tersebut.

Pemerintah akan membangun posko-posko pengungsian di masing-masing kecamatan yang terdampak.

Banjir merendam Rumah Sakit Pelabuhan Ratu dan sejumlah kantor dinas. Puskesmas Pelabuhan Ratu turut terdampak karena akses jalan menuju ke sana lumpuh.

Selain itu ada satu jiwa yang meninggal dan tujuh korban yang masih belum ditemukan.

Tim SAR masih melakukan proses pencarian. Sejumlah akses jalan lumpuh juga dikabarkan lumpuh.

Jalan menuju ke Pelabuhan Ratu masih terbuka melalui jalan Pintu Tol Jalan Cikidang.

Namun jalan dari arah Cibadak, Cikembang menuju Pelabuhan Ratu, lumpuh karena tertimpa tanah longsor.

Dari arah Pelabuhan Ratu, jalan nasional ke arah Jampang Kulon masih tertutup karena jembatan di Kecamatan Simpenan amblas. (*)

Example 300250
Example 120x600