LBTV Media – Pemerintah Provinsi Lampung di bawah kepemimpinan Gubernur Rahmat Mirzani Djausal akan segera mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata mulai tahun 2026 mendatang.
Langkah ini menjadi bagian dari upaya strategis Pemprov Lampung dalam memperkuat sektor pariwisata sebagai motor utama pertumbuhan ekonomi daerah.
“Yang paling menarik dari Lampung adalah tentang pariwisata, sebab Lampung terkenal dengan garis pantainya yang panjang, yakni hampir 70 persen adalah pantai,” ujar Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal saat membuka kegiatan Lampung Economic Investment Forum, Selasa (4/11/2025).
Menurut Rahmat, potensi alam dan objek wisata yang melimpah harus dikelola lebih serius dan terencana. Karena itu, pemerintah daerah berencana mendesain sektor pariwisata dengan pendekatan ekonomi khusus yang dapat menarik investor besar masuk ke Lampung.
“Hari ini banyak kawasan pariwisata yang sudah mulai dikembangkan, tapi masih secara organik. Tahun depan kami akan mendesain pariwisata di sini dengan sangat baik melalui pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata,” jelasnya.
Rahmat menjelaskan, akan ada tiga segmen pengembangan KEK Pariwisata di Provinsi Lampung, meliputi kawasan kepulauan, pantai, dan pegunungan.
Tahap awal akan difokuskan pada dua lokasi, yakni Bakauheni di Kabupaten Lampung Selatan dan Pesawaran.
“Yang pertama ada di Bakauheni, Lampung Selatan, dengan luas sekitar 5.000 hektare yang mungkin akan dikembangkan oleh Mayapada Group dan Bakrie Group. Selanjutnya di Kabupaten Pesawaran dengan luasan sekitar 1.000 hingga 1.400 hektare,” terang Gubernur Rahmat.
Ia berharap, dengan berdirinya KEK Pariwisata tersebut, arah pembangunan Lampung akan lebih terarah dan berdampak langsung pada peningkatan sektor wisata, investasi, dan ekonomi masyarakat.
Gubernur Rahmat optimistis dalam 10 hingga 20 tahun ke depan, Lampung akan memiliki dua kawasan wisata kelas dunia dengan fasilitas yang lengkap.
Berdasarkan data Pemprov Lampung, pada tahun 2024 tercatat 18 juta kunjungan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Angka itu diproyeksikan meningkat menjadi 28 hingga 30 juta kunjungan pada tahun 2025.
Selain itu, tingkat pengeluaran wisatawan (spending rate) juga naik dari sekitar Rp1,3 juta per kunjungan menjadi Rp1,8 juta per kunjungan tahun ini.
“Artinya hampir Rp50 triliun PDRB Lampung disumbang dari sektor pariwisata. Kami yakin, jika desainnya matang dan investor masuk, dampak ekonomi pariwisata akan berlipat ganda,” kata Gubernur Rahmat.
Pemerintah Provinsi Lampung menargetkan, pembangunan KEK Pariwisata akan membuka peluang investasi baru dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat lokal.
Melalui kolaborasi dengan pihak swasta dan BUMN, Lampung diharapkan menjadi pusat pertumbuhan pariwisata baru di Sumatera.
Dengan potensi pantai, pulau, dan pegunungan yang mudah dijangkau dari Bandarlampung, Lampung kini bersiap menjadi destinasi wisata berkelas dunia. (*)












