LBTV Media – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung merilis data terbaru yang menunjukkan penurunan angka kemiskinan di Lampung per Maret 2025.
Jumlah penduduk miskin di Lampung berkurang sebanyak 52,3 ribu orang, menjadikan totalnya kini sekitar 887 ribu jiwa atau 10,00 persen dari total penduduk.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Kepala BPS Provinsi Lampung, Ahmadriswan Nasution dalam konferensi pers resmi di kantor BPS Lampung pada Jumat (25/7/2025).
“Persentase penduduk miskin pada Maret 2025 sebesar 10,00 persen. Ini turun 0,62 persen dibandingkan September 2024, dan turun 0,69 persen dibanding Maret 2024,” ujar Kepala BPS Provinsi Lampung Ahmadriswan Nasution, Jumat (25/7/2025).
Secara rinci, BPS mencatat bahwa jumlah penduduk miskin di perkotaan berkurang sebanyak 10,35 ribu orang, dari 239,5 ribu jiwa pada September 2024 menjadi 229,1 ribu jiwa pada Maret 2025. Persentase kemiskinan di wilayah perkotaan juga menurun dari 7,85 persen menjadi 7,49 persen.
“Jumlah penduduk miskin baik di perkotaan maupun di pedesaan mengalami penurunan, ini merupakan tren positif yang harus dijaga,” ujar Ahmadriswan.
Sementara itu, di wilayah perdesaan, jumlah penduduk miskin turun lebih signifikan, yaitu 41,95 ribu orang, dari 698,8 ribu jiwa menjadi 657,8 ribu jiwa. Persentase kemiskinan di desa pun ikut menurun dari 12,16 persen menjadi 11,32 persen.
Menurut Ahmadriswan, ada enam faktor utama yang berkontribusi terhadap penurunan angka kemiskinan di Provinsi Lampung:
Ahmadriswan menyampaikan, tingkat inflasi Lampung secara tahunan (year-on-year) pada Maret 2025 sebesar 1,58 persen, turun dari 2,16 persen pada September 2024. Kondisi ini menjaga daya beli masyarakat miskin tetap stabil.
Pertumbuhan Ekonomi PositifEkonomi Lampung tumbuh sebesar 5,47 persen pada triwulan I tahun 2025. Aktivitas ekonomi yang membaik mendorong penciptaan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat.
Komponen konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 5,06 persen, menunjukkan perbaikan daya beli dan pola konsumsi masyarakat.
Harga dan Produksi Gabah NaikKenaikan harga gabah dan peningkatan produktivitas padi meningkatkan pendapatan petani, terutama di wilayah pedesaan.
Tingkat pengangguran terbuka di Lampung menurun sebesar 0,12 persen, dari 4,56 persen menjadi 4,44 persen, mencerminkan semakin banyak masyarakat yang memperoleh pekerjaan.
Penyaluran bantuan sosial yang tepat sasaran juga berperan dalam menjaga kebutuhan dasar masyarakat miskin.
BPS juga mencatat bahwa garis kemiskinan di Provinsi Lampung per Maret 2025 sebesar Rp612.451 per kapita per bulan, naik sebesar 2,24 persen dibandingkan September 2024 yang sebesar Rp598.123.
Komoditas makanan masih menjadi penyumbang utama garis kemiskinan: Beras: 19,22% di perkotaan dan 23,09% di perdesaan, Rokok kretek filter: 14,80% di perkotaan dan 11,80% di perdesaan, telur ayam ras, tempe, dan mie instan juga masuk dalam lima besar kontributor makanan.
Dari sisi non-makanan: biaya perumahan, listrik, bensin, dan pendidikan mendominasi.
Meski angka kemiskinan turun, BPS mengingatkan bahwa kesenjangan sosial dan akses terhadap pelayanan dasar seperti pendidikan, kesehatan, serta infrastruktur masih menjadi tantangan di beberapa wilayah Lampung.
“Kami harap tren penurunan ini terus dijaga dengan program yang konsisten dan terintegrasi, terutama bagi daerah kantong kemiskinan di pedesaan,” tutup Ahmadriswan. (*)