LBTV Media – Satuan Reserse Narkoba Polresta Bandar Lampung berhasil mengungkap praktik produksi tembakau sintetis rumahan di sebuah kamar kos di Jalan Kebersihan, Gang Isna, Kelurahan Gedong Air, Kecamatan Tanjungkarang Barat.
Penggerebekan dilakukan pada Kamis (19/6/2025) sekitar pukul 02.00 WIB.
Dalam operasi tersebut, petugas menangkap seorang pria berinisial MR (33), warga Kinciran, Kota Tangerang, Banten, yang diketahui berperan sebagai peracik sekaligus pengedar tembakau sintetis..
Kapolresta Bandar Lampung Kombes Pol Alfret Jacob Tilukay mengatakan, MR merupakan kaki tangan dari seorang bandar narkoba berinisial G yang kini masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO).
“Tersangka MR ini diperintahkan oleh G untuk pindah ke Bandar Lampung, membuka serta mengelola pabrik tembakau sintetis. Ia juga bertugas mendistribusikan barang ke sejumlah titik yang telah ditentukan,” ujar Kombes Pol Alfret Jacob Tilukay, Sabtu (28/6/2025).
Menurut polisi, G yang berasal dari Jakarta mengatur seluruh produksi dan distribusi dari jarak jauh. MR mendapat bayaran Rp10 juta per bulan untuk menjalankan operasional pabrik ilegal tersebut.
Bahan baku pembuatan tembakau sintetis, termasuk cairan kimia khusus, dikirim langsung dari Jakarta.
Kasat Narkoba Polresta Bandar Lampung Kompol Made menjelaskan bahwa tembakau sintetis tersebut dijual seharga Rp6 juta per 100 gram, sementara cairan sintetis seberat 50 mililiter dihargai Rp4 juta.
Pemesanan dilakukan secara daring melalui media sosial, dan pembayaran dilakukan via aplikasi, tanpa menggunakan rekening bank.
Dalam penggerebekan tersebut, polisi menyita sejumlah barang bukti, di antaranya: 278 gram tembakau sintetis siap edar, 97 gram bahan baku, 240 mililiter cairan kimia pencampur.
“Dari pengungkapan kasus ini, kami memperkirakan telah menyelamatkan sekitar 8.000 jiwa dan mencegah potensi kerugian negara hingga Rp800 juta,” kata Kompol Made.
Saat ini, pihak kepolisian tengah melakukan penyelidikan intensif untuk memburu pelaku lain yang terlibat, termasuk sang bandar berinisial G yang diduga bersembunyi di Jakarta. (*)