Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
NasionalPeristiwa

Presiden Prabowo Pastikan Pembangunan Tanggul Laut Raksasa Dimulai: Proyek Strategis untuk Hadapi Krisis Iklim

298
×

Presiden Prabowo Pastikan Pembangunan Tanggul Laut Raksasa Dimulai: Proyek Strategis untuk Hadapi Krisis Iklim

Sebarkan artikel ini
Presiden RI Prabowo Subianto
Example 468x60

LBTV Media – Presiden RI Prabowo Subianto memastikan proyek Tanggul Laut Raksasa Pantai Utara Jawa (Giant Sea Wall) akan segera dimulai, usai tertunda hampir tiga dekade.

Proyek kolosal ini akan membentang sejauh 500 kilometer dari Banten hingga Gresik, Jawa Timur, dan ditujukan untuk mengantisipasi krisis iklim, banjir rob, serta abrasi yang mengancam kawasan pesisir Jawa.

Example 300x600

“Sudah sejak 1995 dirancang. Sekarang tidak ada lagi alasan untuk menunda. Kita mulai,” tegas Presiden Prabowo dalam pidatonya pada Conference on Infrastructure (ICI) 2025 di Jakarta, seperti dikutip Minggu (15/6/2025).

Pembangunan tahap pertama dimulai dari Teluk Jakarta, dengan nilai investasi mencapai USD 8 hingga 10 miliar. Total biaya proyek diperkirakan mencapai USD 80 miliar atau setara lebih dari Rp1.300 triliun.

Presiden menekankan, negara tidak akan hanya mengandalkan investasi luar.

“Pemerintah tidak datang dengan tangan kosong. Kita masuk sebagai mitra, bukan hanya minta saham, tapi dengan uang nyata. Ini memberi kepercayaan bagi mitra-mitra luar negeri,” ujarnya.

Fokus Utama: Jakarta, Pekalongan, Semarang, Brebes

Daerah yang akan jadi prioritas pembangunan tahap awal adalah wilayah pesisir yang paling rentan terhadap banjir rob, yaitu Jakarta, Pekalongan, Semarang, dan Brebes.

Untuk mempercepat eksekusi, pemerintah akan membentuk Badan Otorita Tanggul Laut Pantura, lembaga khusus untuk mengelola proyek strategis nasional ini.

“Ini suatu mega proyect. Saya akan mulai, saya tidak tahu presiden mana yang akan menyelesaikan. Tapi kita harus mulai, dan kita akan mulai,” katanya

Terbuka bagi Mitra Global, Tapi Tidak Bergantung

Prabowo membuka peluang kerja sama dengan perusahaan dari Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, Timur Tengah, dan Eropa. Namun, ia menegaskan Indonesia tidak akan bergantung pada siapa pun.

“Perusahaan-perusahaan dari Tiongkok, dari Jepang, dari Korea, dari Eropa, dari Timur Tengah yang mau ikut. Silahkan, tapi kita tidak tunggu, kita akan gunakan kekuatan kita sendiri,” ujarnya.

Sementara itu, Menko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyebut proyek ini bukan sekadar tembok raksasa, melainkan sistem perlindungan pesisir yang adaptif dan ramah lingkungan.

“Ini keputusan strategis untuk melindungi masa depan jutaan warga di utara Jawa. Kita bicara soal keberlangsungan hidup bangsa kepulauan,” ujar AHY.

Ia mengungkapkan pemerintah sudah membentuk Satgas Giant Sea Wall Pantura Jawa sejak Februari 2025 untuk merumuskan langkah konkret pembangunan.

Proyek Giant Sea Wall ini tak hanya mencerminkan ambisi infrastruktur, tetapi juga posisi Indonesia sebagai pemimpin regional dalam menghadapi tantangan iklim global.

Diketahui, konferensi ICI 2025 ini dihadiri lebih dari 7.000 peserta dari 33 negara, termasuk AS, Jepang, Uni Emirat Arab, Norwegia, Belanda, dan Singapura.

Investor global seperti World Bank, IFC, ADB, dan GIC turut hadir menunjukkan minat kuat terhadap agenda infrastruktur Indonesia.(*)

Example 300250
Example 120x600