LBTV Media – Kepanikan kembali melanda Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat (KBB), pada Rabu (24/9/2025).
Ratusan pelajar dari tingkat SD hingga SMA/SMK tiba-tiba bertumbangan usai menyantap makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Korban berdatangan dengan berbagai kondisi, mulai dari pingsan, kejang, hingga lemas, ke sejumlah posko darurat yang didirikan di GOR Kecamatan Cipongkor, GOR Desa Sarinagen, masjid, dan puskesmas.
Situasi panik tak terhindarkan, dengan suara tangis keluarga dan deru sirine puluhan ambulans yang hilir-mudik mengangkut korban ke rumah sakit.
“Sampai saat ini mungkin sudah sekitar 220 yang datang, dan jumlahnya terus bertambah,” ungkap Kepala Puskesmas Cipongkor, Yuyun Sarihotimah.
Ia mengaku tenaga medis kewalahan karena korban datang hampir bersamaan. “Kami membutuhkan infus, oksigen, dan obat-obatan segera. Kondisi cukup chaos.”
Data sementara Dinas Kesehatan Jawa Barat mencatat, total korban keracunan MBG di Bandung Barat mencapai 1.000 siswa dalam dua gelombang sejak Senin (22/9).
Rinciannya, 474 siswa di Cipongkor (22/9), 500 siswa di Cipongkor-Citalem (24/9), serta 50 siswa di SMKN 1 Cihampelas (24/9).
Plt Kepala Dinkes Bandung Barat, Lia N Sukandar, menyebut banyak korban mengalami gejala serius.
“Banyak yang kejang, dehidrasi berat, bahkan penurunan kesadaran. Sebagian besar harus dirujuk ke rumah sakit rujukan di Bandung Raya.”
Sekretaris Daerah Jawa Barat, Herman Suryatman, menegaskan bahwa pemerintah bergerak cepat menambah tenaga medis, ambulans, serta menyalurkan logistik medis ke titik posko.
“Kami harus antisipasi risiko paling buruk. Anak-anak yang kejang, sesak, atau tidak stabil langsung dirujuk ke rumah sakit. Kami pastikan semua tertangani,” tegasnya.
Sejumlah rumah sakit besar di Cimahi dan Bandung, seperti RSUD Cililin, RS Dustira, RS Cibabat, RS Sartikasih, hingga RS Al-Islam, disiagakan untuk menampung lonjakan pasien.
Meski demikian, Herman menegaskan pihaknya tidak memiliki kewenangan menghentikan operasional dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang memproduksi paket MBG tersebut.
“Kewenangan ada di Badan Gizi Nasional. Kami terus laporkan ke gubernur dan instansi terkait,” katanya
Insiden keracunan massal ini menjadi pukulan telak bagi program Makan Bergizi Gratis yang baru berjalan.
Warga berharap pemerintah segera melakukan investigasi menyeluruh agar kasus serupa tidak kembali terjadi. (*)